Search This Blog

Saturday, November 30, 2013

Unpredictable Love Paper



Title              : Unpredictable Love Paper
Author          : Ghina Saraswati Kirana a.k.a Hain Nakajima
Main Cast     : -    Miyuki Nakajima
                         -        Hajime Matsumoto
Genre           : Romantic
Note             : Please give me comment ^_^ baik buruknya aku terima apa adanya

Bermula dari menulis namaku di kertas, lalu tulislah namaku di hatimu yang paling dalam

Unpredictable Love Paper~


[Miyuki POV]
Sore yang cerah setelah hujan datang. Sekolahku mengadakan suatu festival kecil. Aku bersama sahabat baikku, Rina sedang menjaga stand makanan di festival ini. Rina yang duduk di sampingku. Tiba-tiba aku mendadak tidak konsentrasi saat melihat seseorang yang aku sukai di sekolah ini. Ya, Hajime. Ia selalu membuatku mabuk kepayang melihatnya.
Degup jantungku semakin cepat dan keras. Punggungku serasa makin panas hanya karena Hajime yang berdiri, mengobrol dengan temannya tepat di belakangku. Semakin memikirkan Hajime yang ada di belakangku, aku semakin memikirkan hal yang macam-macam.
Apakah aku terlihat aneh? Apa rambut pendek berwarna hitamku kusut? Aduh bagaimana ini! Jantungku semakin berdetak cepat. Apa sampai terdengar? Uhh rasanya grogi!
Aku jadi tidak bisa konsentrasi. Memikirkan kau yang ada di belakangku saja jadi seperti ini! Cukup, Miyuki, jangan panik, tenanglah. Tarik napas lalu keluarkan pelan-pelan. Aku tak boleh terlihat aneh di depan Hajime!
Untuk menghilangkan rasa panik, aku pun menaruh kepala di meja dengan malas-malasan. Di sore yang cerah setelah hujan saat sore dan udara yang menyejukkan membuatku mengantuk. Lalu aku pun diam-diam tertidur
[Miyuki POV]
“Ngantuk sekali..” gumamku sambil memejamkan kedua mataku. Tiba-tiba aku sudah berada di alam mimpiku sendiri.
“Miyuki…” terdengar suara seorang laki-laki dari belakang memanggilku.
Suara yang kukenal.. Aku pun menengok ke belakang, mencari sumber suara. Memastikan suara itu adalah suara laki-laki yang kucintai.
“Hajime?”
“Miyuki, sebenarnya ada hal yang ingin aku bicarakan denganmu.”
“Apa itu, Hajime?”
“Miyuki, sejak mengenalmu, sebenarnya aku..”
“Sebenarnya kau..?”
“Aku mencintaimu.”
“...”
“Maukah kau jadi pacarku?
“Aku.. Tentu saja aku mau! Aku juga mencintaimu, Hajime.
KRING KRING KRING
“Sial, hanya mimpi..” gumamku jengkel dengan membuka pelan kedua mataku.
Memang, akhir-akhir ini aku sering sekali memimpikan Hajime. Entah apa pun itu selalu ada Hajime. Kira-kira sudah 12 kali aku memimpikannya. Apa karena aku selalu memikirkannya? Ahh entahlah.
[Miyuki POV]
Sore itu pun aku kembali ke kelas. Saking malasnya, aku meletakkan kepalaku ke atas meja. Tapi ada yang membuat diriku semakin malas. Aku melihat Aya sangat akrab dengan Hajime. Apakah bisa aku bertukar tempat dengan Aya walau pun hanya sehari? Aku sangat ingin merasakannya, akrab dengan Hajime.
Melihat Aya sangat dekat dengan Hajime membuat dadaku terasa sangat panas. Memang, aku akui, Aya adalah perempuan yang berparas cantik, dewasa, dan pintar. Aya mempunyai rambut hitam panjang lebat, wajahnya cantik, badannya pun tinggi dan langsing, enak untuk dipandang. Tinggi badan Aya sekitar 160-an serasi dengan Hajime yang tingginya 170-an. Sedangkan aku, Miyuki, hanya seperti anak laki-laki yang memakai seragam perempuan. Dan aku hanya seperti anak kecil yang nyasar ke SMA ini. Wajahku sangat mendukung seperti anak SMP, bahkan SD. Tubuhku yang mempunyai tinggi 150-an dan kurus ini semakin mendukung seperti anak kecil. Padahal setiap seminggu sekali aku pasti selalu berenang tetapi tidak kunjung tinggi juga.  Bahkan sifatku juga seperti anak kecil. Berbeda sekali dengan Aya.
Tapi aku tidak peduli dengan apa yang orang lain katakan. Apapun yang terjadi aku akan tetap menyukai Hajime. Tapi apa Hajime mau menyukai aku yang seperti anak kecil ini?
Tunggu, tunggu… Bukankah Hajime juga sama denganku? Sifatnya yang sama. Dia memang sedikit kekanakan.
Hajime, bolehkah aku berharap kau mau menyukaiku? Apakah aku boleh berharap suatu saat kau jadi milikku? Boleh aku berharap kau merasakan hal yang sama denganku? Kau benar-benar sudah masuk di dalam hatiku yang paling dasar.
Dari pertama melihatmu, dari pertama aku menyukaimu, aku sudah menuliskan namamu di hatiku. Tertulis dengan sesuatu yang sulit untuk dihapus dan dihilangkan. Dan juga tidak bisa dilupakan.
Baru pertama kali aku merasakan jatuh cinta seperti ini. Ahh apa yang harus aku lakukan?
Aku tahu aku juga salah. Aku tidak berusaha mendekatimu atau apapun yang membuatku akrab denganmu. Aku hanya berdiam diri, hanya melihatmu. Aku yang selalu diam melihatmu bercanda ria bersama Aya. Sama saja aku juga yang membuat hatiku ini sakit. Karena aku tidak mempunyai keberanian dan percaya diri yang tinggi. Aku selalu takut mengambil jalan yang salah. Aku takut kau malah membenciku. Aku takut kau tidak suka denganku.
Hajime, terkadang aku berpikir, ajarkan aku untuk membencimu.. Kumohon.. Aku tidak tahan melihatmu selalu bersama Aya, bercanda ria bersama Aya. Mengapa aku tidaklah beruntung? Mengapa bukan aku yang ada di posisi Aya? Mengapa harus selalu aku yang merasakan seperti ini? Ayolah, siapa pun bantu aku! Aku tidak ingin jatuh cinta kalau rasanya seperti ini.. Terasa sakit, pilu, pedih, sesak.. Mungkin lebih baik aku tidak pernah merasakan jatuh cinta.

Beberapa hari kemudian saat jam pelajaran terakhir. Aku merasa sangatlah bosan dan mengantuk.

“Bosan..!” ujar Rina.
“..”
“Hei, Miyuki, apa kau juga merasa bosan?”
“Ya begitulah.”
“Bagaimana kalau kita bermain saja?”
“Main apaan? Petak umpet? Petak jongkok?” tanyaku dengan bercanda.
“Bukan itu! Ini loh, pakai botol plastik!” serunya sambil menunjukkan botol plastik.
Aku melihat Rina dengan tatapan penuh kebingungan. Aku tidak mengerti maksudnya. Tanpa berkutik apapun, Ia segera merobek kertas dari bukunya lalu memberikan kertas tersebut ke padaku.
“Tulis aja keinginan kamu di kertas ini. Nanti kalau sudah selesai masukkan ke dalam  botolnya!”
Aku pun segera menulis keinginanku. Tentu saja aku menulis tentang Hajime. Kutulis permohonanku yang ingin menjadi pacar Hajime di secarik kertas yang diberikan Rina padaku. Aku menulisnya dengan sepenuh hati. Setelah selesai menulis keinginanku, aku melipat kertas itu dengan hati-hati dan menaruh kertas itu di botol plastik yang diberikan oleh Rina.

Keesokan harinya
 “Wah! Parah! Ini sih aib banget!” seru Yui ketika membaca tulisan dari secarik kertas sobekan yang dipegang Hanna. Setelah aku menaruh tas, Hanna dan Yui datang menuju aku dan Rina yang sedang berbincang.
 “Eh, Miyuki, ini tulisanmu bukan?” tanya Hanna yang diikuti Yui sambil menunjukkan tulisan yang ada di kertas itu.
DEG
Ini kan tulisanku yang kemarin! Harapanku yang ingin menjadi pacar Hajime! Gawat! Ah, aku tidak boleh menunjukkan wajahku yang menunjukkan rasa panik! Aku pun segera menatap Rina yang sudah duluan menatapku.
“Bukan, tuh. Tulisan yang lain, kali? Tulisanku lebih jelek.” jawabku dengan datar.
Beruntung waktu itu tulisanku sedang bagus-bagusnya karena menulis dengan sepenuh hati. Jadi tidak akan terlalu ketahuan.
“Benar bukan punyamu?”
“Iya.”
 “Ah.. Tapi nggak mungkin juga tulisannya Rina. Kalau tulisan dia sih aku tau, bukan seperti ini.”
“Yah nggak tau deh. Pokoknya kertas dan tulisan itu bukan punyaku. Oh iya, gimana caranya kertas itu bisa ada di kamu, Hanna?” tanyaku dengan penuh penasaran.
“Gini, loh. Kemarin waktu Rina mau buang botol plastiknya, aku tahan dia dan larang dia buang boto itu, sayang kalau dibuang. Aku bawa aja ke rumah. Aku sih nggak baca-baca apa isi dari kertas itu. Pas di rumah, adik aku nakal buka-buka semuanya, terus dibaca sama dia. Aku buru-buru masukkin semua kertasnya. Eh nggak taunya masih ada satu kertas lagi yang ketinggalan. Pas kulihat isinya kayak gini! Jadi penasaran kan siapa orang yang suka sama Hajime di sini.” jawab Hanna lalu meninggalkan aku dan Rina.
Ini benar-benar gawat! Ini bukan masalah sepele lagi! Aishh andai saja aku tidak menulis yang aneh-aneh! Andai saja bukan kertasku yang tertinggal! Andai saja waktu itu botolnya dibuang! Aaaah aku bisa benar-benar gila! Kalau Hajime sampai tau bagaimana? Mati aku!

Beberapa lama kemudian

[Hajime POV]
“Apa ini?” tanyaku di dalam hati ketika melihat ada kertas sobekan di mejaku saat di kelas.
Isi kertas itu membuatku terhenyak ketika aku membacanya. Tentu saja, memangnya ada yang mau menjadi pacarku? Ada juga yang suka padaku? Tulisan siapa ini? Apa harus aku buang? Ah lebih baik kusimpan saja.
Aku menaruhnya di bagian tasku yang paling dalam. Semoga saja aku bisa tahu siapa yang suka dan ingin menjadi pacarku.

[Miyuki POV]
“Kertasnya hilang!!” teriak Hanna panik saat pulang sekolah.
“Kertas apa, Hanna?” tanyaku penasaran.
“Kertas itu loh yang tadi pagi aku tunjukkan padamu!”
Sial.. Hanna maunya apa sih? Errr sudah membaca kertasku, sekarang dia menghilangkannya! Kalau sampai ada yang menemukan bagaimana? Kalau sampai Hajime yang menemukan bagimana? Apa dia mau tanggung jawab? Aish.. Jangan sampai.. Aku sudah bertekad untuk melupakannya!
“Oh, biarlah, mungkin saja nggak sengaja kertasnya terbuang.” Balasku dengan wajah datar lalu segera pulang.
Aku tidak mau tau lagi. Aku tidak peduli. Aku harus bisa melupakannya. Aku sudah memutuskan tidak akan pernah lagi mencintainya. Cukup sudah semuanya. Aku sudah muak. Aku tidak akan membiarkan hatiku lebih sakit lagi karenanya. Selesai semua.
3 minggu kemudian.
Aku melupakannya. Tapi itu hanya tekadku. Bodoh sekali. Aku masih sering memperhatikannya. Mungkin memang benar, Hajime dan Aya sudah jadian. Mereka sekarang sudah sangatlah dekat. Aku benar-benar sudah pasrah
Yang aku tunggu-tunggu pun akhirnya tiba, bel pulang. Karena hari ini tasku berat karena bawaanku yang banyak, sebagian buku dan kertas-kertas aku bawa menggunakan tas kecil di tanganku.
Entah mengapa mataku sembab, kepalaku sedikit pusing sehingga aku menabrak seorang laki-laki. Hajime. Kenapa harus dia yang aku tabrak. Semua buku dan kertasku jatuh berserakan. Aku pun segera mengambil buku dan kertasku yang berserakan di lantai sambil dibantu oleh Hajime. Ketika dia mengambil kertasku yang penuh dengan tulisan tangan, Hajime terdiam sambil memperhatikan tulisanku. Memangnya kenapa, ada apa? Iya, aku tahu tulisanku sangat jelek. Berbeda dengan tulisan Aya yang lebih bagus dan rapi.

[Hajime POV]
Aishh aku tertabrak oleh Miyuki. Dengan tidak disengaja aku melihat kertas-kertas dan bukunya yang berserakan. Segera aku bantu mengambilnya. Tetapi aku terpaku melihat tulisannya.
Bukankah ini tulisan di kertas yang waktu itu aku temukan?
Benarkah Miyuki yang menyukaiku? Dan kalau memang dia..
[Miyuki POV]
“Hei! Mana kertasku?! Ngapain sih dilihat kaya gitu? Cepat kembalikan!” bentakku jengkel.
“Ini.. Tulisanmu?” tanya Hajime yang terpaku dan masih memegang kertas yang penuh dengan tulisanku..
“Iya lah! Kau pikir tulisan siapa? Mana sini, berikan padaku!” bentakku lagi.
Aku segera mengambil paksa kertas milikku yang ada di tangannya lalu berjalan pulang. Aku sama sekali tidak memikirkan apa yang akan terjadi di hari esok.

Sehari kemudian.
06:45 AM
Sekolahku mengadakan festival kecil lagi. Seperti biasa, aku dan Rina mendirikan stand untuk berjualan makanan. Tapi mengapa belum ada Rina dan yang lain? Ke mana mereka? Hanya ada Hajime. Apa aku datang terlalu pagi? Aku tidak peduli. Aku segera menaruh tas milikku di stand. Setelah itu, aku bergegas ingin pergi. Tidak ingin melihat wajahnya. Tak sanggup melihat wajahnya. Tapi ia menahanku. Apa maksudnya? Apa maunya? Dan apa gunanya?
Apa?” tanyaku.
Aku melihat sosoknya yang tiba-tiba menjadi salah tingkah. Membuat diriku semakin bingung dan heran.
“Miyuki, ini..”
Aku segera memperjelas penglihatanku. Dia mengeluarkan secarik kertas dan bertuliskan sesuatu dari saku bajunya. Membuatku terhenyak dan sangat tidak percaya melihatnya.
Itu kertas milikku! Kertas yang kutulis namanya dan permohonanku untuk menjadi pacarnya!
“Eh? Kenapa bisa ada di kau?” Aku bertanya padanya dengan nada panik.
“Kutemukan di mejaku setelah istirahat kira-kira 3 minggu yang lalu.”
Setelah lama membisu, ia memecahkan keheningan di antara kami dengan mengeluarkan satu kertas lagi dari kantungnya. Kertas yang satu ini benar-benar membuatku kaget, bingung, dan heran.
Kertas yang bertuliskan ‘Miyuki’ dengan tanda hati.
Aku menyukaimu..” lanjutnya.
“Kau.. Kau suka padaku?”
Iya
Eh? Bukankah kau jadian sama Aya?” kataku dengan heran.
Sejujurnya aku sudah kalang kabut dan jantungku berdetak sangat keras. Muka ku pasti sudahlah lebih merah dari kepiting rebus ataupun tomat. Apa ini sungguh terjadi? Apa aku hanya mimpi yang terasa seperti kenyataan?
“Siapa yang bilang aku jadian dengannya? Akrab sih memang iya. Tapi yang aku suka hanya kamu. Semenjak kelas X.”
Apa? Bahkan dia duluan yang menyukaiku?
Benarkah? Kenapa kau bisa suka padaku?”
“Saat itu aku sedang latihan basket di lapangan sekolah yang sepi dan tak ada orang. Tiba-tiba aku terjatuh dan penuh luka. Kau yang datang dan menolongku. Aku terkesan padamu. Begitu tahu kelas XI aku sekelas denganmu, aku benar-benar bahagia.” jelasnya dengan tersenyum manis yang membuatku tak tahan melihatnya.
Tuhaaan! Apa ini bukan mimpi? Kalau seandainya ini mimpi, jangan bangunkan aku dari tidurku, aku mohon! Sekarang aku sangatlah senang!
Terakhir, ia mengeluarkan satu kertas lagi dari kantungnya.
Bertuliskan “Aku menyukaimu, Miyuki”
Aku segera berlari ke pelukannya. Sekarang, mimpiku menjadi kenyataan. Hari-hari yang biasa akan berubah menjadi istimewa karenanya. Percakapan yang biasa akan menjadi menakjubkan jika bersamanya. Semuanya akan terasa menyenangkan jika bersamu, Hajime. Hal-hal yang buruk tidak akan kupikirkan selama ada kau.  Hanya kau yang ada di pikiranku. Aku memang mencintaimu, Hajime!
Tak pernah terbayangkan jika kau bisa mencintaiku. Kau mencintaiku. Aku mencintaimu. Kita akan selalu bersama.
Terimakasih sudah menuliskan namaku di hatimu.
-THE END-

Monday, September 16, 2013

Majalah “Duet”Juli 2010, TENTANG YAMADA.

~Dari Yabu~
Tidak ada keraguan lagi kalo Yamada itu suka sama aku! Semua yang ditanyakannya padaku selalu berakhir dengan “?”. Seperti, “Yabu-kun kamu udah makan belom?”Tapi maaf ya~ aku nggak tertarik sama laki-laki. Hahaha cuma bercanda, Aku cinta Yamada! lol

~Dari Hikaru~
Yamada itu bebas, tapi tidak seperti Dai-chan yang kebebasannya sangaaat ngganggu! Yamachan itu merasa bebas waktu makan sama tidur doang, dia makan dan tidur dengan tenang. Tapi aku membiarkan hal itu, karena tidak mengganggu orang lain. Yahh~ membandingkan dia sama Daichan, Daichan itu mesti telat kalo janjian dan selalu lupa sama apa yg orang lain bilang! Ehh tunggu bentar, ini kan bukan tentang Daichan! lol

~Dari Arioka~
Payah banget soal bohongin orang. Aku nggak tau apakah Yamada menginginkan untuk liat reaksiku tapi kadang dia bilang “____ nyanyikan tema lagu ini!”tentang seorang artis. Lalu kalo itu bohong, lubang hidungnya melebar dan dia menyeringai ketika dia ngomong, makanya aku langsung tau kalo dia bohong. Sebenernya dia masih punya sisi polos dan sering bertanya padaku “Apakah berat badanku bertambah?”Tapi harusnya kamu nggak perlu khawatir soal itu kan!

~Dari Takaki~
Yamada emang punya wajah yg imut, tapi dia kadang suka ngomong kata-kata yg kasar padaku. Dia bilang kalo aku seperti anak kecil dan aku sangat bodoh. Tapi dia ngga pernah bilang kata-kata yg bikin orang lain tersinggung, jadi mungkin suatu saat nanti dia bakal tau kapan dia harus berhenti ngomong kasar. Ah ini bikin aku inget sama Keito, kayaknya dia bilang keringat Yamada baunya seperti mawar? Lol

~Dari Inoo~
Akhir-akhir ini, ketika mata kita bertatapan pas konser, kamu mencoba membuatku tertawa dengan cara membuat sebuah wajah yg lucu, kamu mencobanya seperti yang kulakukan saat MC sebelumnya, tapi Yamachan melakukan hal itu duluan! Jika kamu pikir wajahku waktu nari terlihat lucu, itu adalah sebuah komentar yg tidak sopan.

~Dari Nakajima~
Walaupun kita seumur, kamu udah tau kan kalo aku yg masuk ke agensi ini duluan. Kamu mengikutiku dan selalu berkata “Yuto-kun, Yuto-kun”tapi nggak sebanyak yg kayak sekarang ini! Yamachan kamu ngeledek aku kan? Bareng sama Daichan dan Keito.lol

~Dari Chinen~
Yamachan itu bukan orang yg gampang diajak ngobrol di sekolah. Sepertinya dia itu orang yg susah beradaptasi atau orang yg kikuk. Dia tidak begitu bersemangat orangnya waktu di sekolah. Tapi Yamachan kadang kalo bercanda bener-bener garing dan orang yg tiba2 mendengarnya pun terpaksa tertawa karena mereka nggak tau harus ngapain. Yamachan bersinar ketika dia bersama JUMP, tapi kalo dia di sekolah, aku bener2 nggak bisa tahan ngeliat dia jadi cowok yang paling garing sesekolah! Lol xD

~Dari Keito~
Ini memang memalukan kalo aku ngomong kayakgini, tapi kadang aku mikir “Dimanakah saat-saat aku tidak bersama Yamachan?” itu artinya Yamachan benar-benar udah banyaak banget nolong aku. Kadang dia bilang “Keito kamu harus melakukannya secara seperti ini.”atau “Tadi itu bagus!”dan hal2 lain yang membuatku dapat berkata tanpa membohongi diriku sendiri kalo aku makin meningkat. Aku bener-bener menghargai hal itu.

~Dari Morimoto~
Hentikan mendendang penyangga sepak bola waktu saatnya istirahat! Selain itu, berhentilah untuk mengerjaiku waktu aku lagi jalan! Yang kamu lakukan bener-bener nggak dewasa. Kamu udah kelas 2 SMA sekarang, jadi tolong bertingkahlah lebih dewasa? (lol)
Tapi kupikir ini hebat waktu kamu tahu aku menyembunyikan sesuatu dan kamu mencoba mencari tahu apa itu. Makasih untuk itu, tapi nakutin juga ya kalo kamu tau rahasiaku. (lol)
.
.
.
.
~Jawaban Yamada?~
Kupikir para member lebih banyak ngomong kritik, eh ternyata nggak ada yang bilang kayak gitu. Ada apa sih, semuanya? Ada apa sih Keito? Berkata hal manis seperti “Tanpa Yamachan..”akan membuatku marah karena merasa terganggu! (lol) Untuk Ryutaro, satu-satunya orang yang berkata buruk tentangku, malah jadi keliatan imut loh. (Staff bilang ke Yamada: Ah tapi dia bilang“Kamu belom tumbuh se-inch pun. Apakah kamu baik-baik saja?”pada akhir ketenangan) Hey! Itu kritik paling menyakitkan! (lol)