Title :
Unpredictable Love Paper
Author :
Ghina Saraswati Kirana a.k.a Hain Nakajima
Main Cast : - Miyuki Nakajima
-
Hajime
Matsumoto
Genre :
Romantic
Note : Please give me comment ^_^ baik
buruknya aku terima apa adanya
Bermula dari menulis namaku di kertas,
lalu tulislah namaku di hatimu yang paling dalam
Unpredictable Love Paper~
[Miyuki POV]
Sore yang cerah setelah hujan
datang. Sekolahku mengadakan suatu festival kecil. Aku bersama sahabat baikku,
Rina sedang menjaga stand makanan di festival ini. Rina yang duduk di sampingku. Tiba-tiba aku mendadak tidak konsentrasi saat
melihat seseorang yang aku sukai di sekolah ini. Ya, Hajime. Ia selalu
membuatku mabuk kepayang melihatnya.
Degup jantungku semakin cepat dan keras.
Punggungku serasa makin panas hanya karena Hajime yang berdiri, mengobrol dengan temannya tepat di belakangku. Semakin memikirkan Hajime yang ada di belakangku, aku semakin memikirkan hal
yang macam-macam.
Apakah aku terlihat aneh? Apa rambut pendek
berwarna hitamku kusut? Aduh bagaimana ini! Jantungku semakin berdetak cepat. Apa sampai terdengar? Uhh rasanya grogi!
Aku jadi tidak bisa konsentrasi. Memikirkan kau yang ada di belakangku saja jadi
seperti ini! Cukup, Miyuki, jangan panik, tenanglah. Tarik napas lalu keluarkan
pelan-pelan. Aku tak boleh terlihat aneh di depan Hajime!
Untuk menghilangkan rasa panik, aku pun menaruh
kepala di meja dengan malas-malasan. Di sore yang cerah setelah hujan saat sore
dan udara yang menyejukkan membuatku mengantuk. Lalu aku pun diam-diam tertidur
[Miyuki POV]
“Ngantuk sekali..” gumamku sambil memejamkan kedua mataku. Tiba-tiba aku
sudah berada di alam mimpiku sendiri.
“Miyuki…” terdengar suara seorang laki-laki dari belakang
memanggilku.
Suara yang kukenal.. Aku pun menengok ke belakang, mencari sumber suara. Memastikan
suara itu adalah suara laki-laki yang kucintai.
“Hajime?”
“Miyuki, sebenarnya ada hal yang ingin aku bicarakan denganmu.”
“Apa itu, Hajime?”
“Miyuki, sejak mengenalmu, sebenarnya aku..”
“Sebenarnya kau..?”
“Aku mencintaimu.”
“...”
“Maukah kau jadi pacarku?”
“Aku.. Tentu saja aku mau! Aku juga mencintaimu, Hajime.”
KRING KRING KRING
“Sial, hanya mimpi..” gumamku jengkel dengan membuka pelan kedua mataku.
Memang, akhir-akhir ini aku sering
sekali memimpikan Hajime. Entah apa pun itu selalu ada Hajime. Kira-kira sudah
12 kali aku memimpikannya. Apa karena aku selalu memikirkannya? Ahh entahlah.
[Miyuki POV]
Sore itu pun aku kembali ke kelas. Saking malasnya, aku meletakkan kepalaku
ke atas meja. Tapi ada yang membuat diriku semakin malas. Aku melihat Aya sangat
akrab dengan Hajime. Apakah bisa aku bertukar tempat dengan Aya walau pun hanya
sehari? Aku sangat ingin merasakannya, akrab dengan Hajime.
Melihat Aya sangat dekat dengan Hajime membuat dadaku terasa sangat panas. Memang,
aku akui, Aya adalah perempuan yang berparas cantik,
dewasa, dan pintar. Aya mempunyai rambut hitam panjang lebat, wajahnya cantik,
badannya pun tinggi dan langsing, enak untuk dipandang. Tinggi badan Aya
sekitar 160-an serasi dengan Hajime yang tingginya 170-an. Sedangkan aku, Miyuki,
hanya seperti anak laki-laki yang memakai seragam perempuan. Dan aku hanya
seperti anak kecil yang nyasar ke SMA ini. Wajahku sangat mendukung seperti
anak SMP, bahkan SD. Tubuhku yang mempunyai tinggi 150-an dan kurus ini semakin
mendukung seperti anak kecil. Padahal setiap seminggu sekali aku pasti selalu
berenang tetapi tidak kunjung tinggi juga. Bahkan sifatku juga seperti anak kecil.
Berbeda sekali dengan Aya.
Tapi aku tidak peduli dengan apa yang orang lain katakan. Apapun yang
terjadi aku akan tetap menyukai Hajime. Tapi apa Hajime mau menyukai aku yang
seperti anak kecil ini?
Tunggu, tunggu… Bukankah Hajime juga sama denganku? Sifatnya yang sama. Dia
memang sedikit kekanakan.
Hajime, bolehkah aku berharap kau mau menyukaiku? Apakah aku boleh berharap
suatu saat kau jadi milikku? Boleh aku berharap kau merasakan hal yang sama
denganku? Kau benar-benar sudah masuk di dalam hatiku yang paling dasar.
Dari pertama melihatmu, dari pertama aku menyukaimu, aku sudah menuliskan
namamu di hatiku. Tertulis dengan sesuatu yang sulit untuk dihapus dan
dihilangkan. Dan juga tidak bisa dilupakan.
Baru pertama kali aku merasakan jatuh
cinta seperti ini. Ahh apa yang harus aku lakukan?
Aku tahu aku juga salah. Aku tidak
berusaha mendekatimu atau apapun yang membuatku akrab denganmu. Aku hanya berdiam
diri, hanya melihatmu. Aku yang selalu diam melihatmu bercanda ria bersama Aya.
Sama saja aku juga yang membuat hatiku ini sakit. Karena aku tidak mempunyai
keberanian dan percaya diri yang tinggi. Aku selalu takut mengambil jalan yang
salah. Aku takut kau malah membenciku. Aku takut kau tidak suka denganku.
Hajime, terkadang aku berpikir, ajarkan
aku untuk membencimu.. Kumohon.. Aku tidak tahan melihatmu selalu bersama Aya,
bercanda ria bersama Aya. Mengapa aku tidaklah beruntung? Mengapa bukan aku
yang ada di posisi Aya? Mengapa harus selalu aku yang merasakan seperti ini?
Ayolah, siapa pun bantu aku! Aku tidak ingin jatuh cinta kalau rasanya seperti
ini.. Terasa sakit, pilu, pedih, sesak.. Mungkin lebih baik aku tidak pernah merasakan
jatuh cinta.
Beberapa hari kemudian saat jam
pelajaran terakhir. Aku merasa sangatlah bosan dan mengantuk.
“Bosan..!” ujar Rina.
“..”
“Hei, Miyuki, apa kau juga merasa bosan?”
“Ya begitulah.”
“Bagaimana kalau kita bermain saja?”
“Main apaan? Petak umpet? Petak jongkok?” tanyaku dengan bercanda.
“Bukan itu! Ini loh, pakai botol plastik!” serunya sambil menunjukkan botol
plastik.
Aku melihat Rina dengan tatapan penuh kebingungan. Aku tidak mengerti
maksudnya. Tanpa berkutik apapun, Ia segera merobek kertas dari bukunya lalu
memberikan kertas tersebut ke padaku.
“Tulis aja keinginan kamu di kertas ini. Nanti kalau sudah selesai masukkan
ke dalam botolnya!”
Aku pun segera menulis keinginanku. Tentu
saja aku menulis tentang Hajime. Kutulis permohonanku yang ingin menjadi pacar Hajime di secarik kertas yang diberikan Rina padaku. Aku menulisnya dengan sepenuh
hati. Setelah selesai menulis keinginanku, aku melipat kertas itu dengan
hati-hati dan menaruh kertas itu di botol plastik yang diberikan oleh Rina.
Keesokan harinya
“Wah!
Parah! Ini sih aib banget!” seru Yui ketika membaca tulisan dari secarik kertas
sobekan yang dipegang Hanna. Setelah aku menaruh tas, Hanna dan Yui datang
menuju aku dan Rina yang sedang berbincang.
“Eh,
Miyuki, ini tulisanmu bukan?” tanya Hanna yang diikuti Yui sambil menunjukkan
tulisan yang ada di kertas itu.
DEG
Ini kan tulisanku yang kemarin!
Harapanku yang ingin menjadi pacar Hajime! Gawat! Ah, aku tidak
boleh menunjukkan wajahku yang menunjukkan rasa panik! Aku pun segera menatap Rina
yang sudah duluan menatapku.
“Bukan, tuh. Tulisan yang lain, kali?
Tulisanku lebih jelek.” jawabku dengan datar.
Beruntung waktu itu tulisanku sedang
bagus-bagusnya karena menulis dengan sepenuh hati. Jadi tidak akan terlalu
ketahuan.
“Benar bukan punyamu?”
“Iya.”
“Ah..
Tapi nggak mungkin juga tulisannya Rina. Kalau tulisan dia sih aku tau, bukan
seperti ini.”
“Yah nggak tau deh. Pokoknya kertas dan
tulisan itu bukan punyaku. Oh iya, gimana caranya kertas itu bisa ada di kamu, Hanna?”
tanyaku dengan penuh penasaran.
“Gini, loh. Kemarin waktu Rina mau buang
botol plastiknya, aku tahan dia dan larang dia buang boto itu, sayang kalau
dibuang. Aku bawa aja ke rumah. Aku sih nggak baca-baca apa isi dari kertas itu.
Pas di rumah, adik aku nakal buka-buka semuanya, terus dibaca sama dia. Aku
buru-buru masukkin semua kertasnya. Eh nggak taunya masih ada satu kertas lagi
yang ketinggalan. Pas kulihat isinya kayak gini! Jadi penasaran kan siapa orang
yang suka sama Hajime di sini.” jawab Hanna lalu meninggalkan aku dan Rina.
Ini benar-benar gawat! Ini bukan masalah
sepele lagi! Aishh andai saja aku tidak menulis yang aneh-aneh! Andai saja
bukan kertasku yang tertinggal! Andai saja waktu itu botolnya dibuang! Aaaah
aku bisa benar-benar gila! Kalau Hajime sampai tau bagaimana? Mati aku!
Beberapa lama kemudian
[Hajime POV]
“Apa ini?” tanyaku di dalam hati ketika
melihat ada kertas sobekan di mejaku saat di kelas.
Isi kertas itu membuatku terhenyak ketika aku membacanya. Tentu saja, memangnya
ada yang mau menjadi pacarku? Ada juga yang suka
padaku? Tulisan siapa ini? Apa harus aku buang? Ah lebih baik kusimpan saja.
Aku menaruhnya di bagian tasku yang
paling dalam. Semoga saja aku bisa tahu siapa yang suka dan ingin menjadi
pacarku.
[Miyuki POV]
“Kertasnya hilang!!” teriak Hanna panik saat pulang sekolah.
“Kertas apa, Hanna?” tanyaku penasaran.
“Kertas itu loh yang tadi pagi aku tunjukkan padamu!”
Sial.. Hanna maunya apa sih? Errr sudah membaca kertasku, sekarang dia menghilangkannya!
Kalau sampai ada yang menemukan bagaimana? Kalau sampai Hajime yang menemukan bagimana?
Apa dia mau tanggung jawab? Aish.. Jangan sampai.. Aku sudah bertekad untuk
melupakannya!
“Oh, biarlah, mungkin saja nggak sengaja kertasnya terbuang.” Balasku
dengan wajah datar lalu segera pulang.
Aku tidak mau tau lagi. Aku tidak
peduli. Aku harus bisa melupakannya. Aku sudah memutuskan tidak akan pernah
lagi mencintainya. Cukup sudah semuanya. Aku sudah muak. Aku tidak akan
membiarkan hatiku lebih sakit lagi karenanya. Selesai semua.
3 minggu kemudian.
Aku melupakannya. Tapi itu hanya
tekadku. Bodoh sekali. Aku masih sering memperhatikannya. Mungkin memang benar,
Hajime dan Aya sudah jadian. Mereka sekarang sudah sangatlah dekat. Aku
benar-benar sudah pasrah
Yang aku tunggu-tunggu pun akhirnya
tiba, bel pulang. Karena hari ini tasku berat karena bawaanku yang banyak,
sebagian buku dan kertas-kertas aku bawa menggunakan tas kecil di tanganku.
Entah mengapa mataku sembab, kepalaku
sedikit pusing sehingga aku menabrak seorang laki-laki. Hajime. Kenapa harus dia yang aku tabrak. Semua buku
dan kertasku jatuh berserakan. Aku pun segera mengambil buku dan kertasku yang
berserakan di lantai sambil dibantu oleh Hajime. Ketika dia mengambil kertasku
yang penuh dengan tulisan tangan, Hajime terdiam sambil memperhatikan
tulisanku. Memangnya kenapa, ada apa? Iya, aku tahu tulisanku sangat jelek.
Berbeda dengan tulisan Aya yang lebih bagus dan rapi.
[Hajime POV]
Aishh aku tertabrak oleh Miyuki. Dengan tidak disengaja aku melihat
kertas-kertas dan bukunya yang berserakan. Segera aku bantu mengambilnya.
Tetapi aku terpaku melihat tulisannya.
Bukankah ini tulisan di kertas yang waktu itu aku temukan?
Benarkah Miyuki yang menyukaiku? Dan kalau
memang dia..
[Miyuki POV]
“Hei! Mana kertasku?! Ngapain sih dilihat kaya gitu? Cepat kembalikan!”
bentakku jengkel.
“Ini.. Tulisanmu?” tanya Hajime yang terpaku dan masih memegang kertas yang
penuh dengan tulisanku..
“Iya lah! Kau pikir tulisan siapa? Mana sini, berikan padaku!” bentakku
lagi.
Aku segera mengambil paksa kertas milikku
yang ada di tangannya lalu berjalan pulang. Aku sama sekali tidak memikirkan
apa yang akan terjadi di hari esok.
Sehari kemudian.
06:45 AM
Sekolahku mengadakan
festival kecil lagi. Seperti biasa, aku dan Rina
mendirikan stand untuk berjualan makanan. Tapi mengapa belum ada
Rina dan yang lain? Ke mana mereka? Hanya ada Hajime. Apa aku datang terlalu
pagi? Aku tidak peduli. Aku segera menaruh tas milikku di stand. Setelah itu, aku bergegas ingin pergi. Tidak ingin melihat
wajahnya. Tak sanggup melihat wajahnya. Tapi ia menahanku. Apa maksudnya? Apa
maunya? Dan apa gunanya?
“Apa?” tanyaku.
Aku melihat sosoknya yang tiba-tiba menjadi salah tingkah. Membuat diriku
semakin bingung dan heran.
“Miyuki, ini..”
Aku segera memperjelas penglihatanku. Dia mengeluarkan secarik kertas dan
bertuliskan sesuatu dari saku bajunya. Membuatku terhenyak dan sangat tidak
percaya melihatnya.
Itu kertas milikku! Kertas yang kutulis namanya dan permohonanku untuk
menjadi pacarnya!
“Eh? Kenapa bisa ada di kau?” Aku bertanya padanya dengan nada panik.
“Kutemukan di mejaku setelah istirahat kira-kira 3 minggu yang lalu.”
Setelah lama membisu, ia memecahkan keheningan di antara kami dengan mengeluarkan
satu kertas lagi dari kantungnya. Kertas yang satu ini benar-benar membuatku
kaget, bingung, dan heran.
Kertas yang bertuliskan ‘Miyuki’ dengan tanda hati.
“Aku menyukaimu..” lanjutnya.
“Kau.. Kau suka padaku?”
“Iya”
“Eh? Bukankah kau jadian sama Aya?” kataku dengan heran.
Sejujurnya aku sudah kalang kabut dan jantungku berdetak sangat keras. Muka
ku pasti sudahlah lebih merah dari kepiting rebus ataupun tomat. Apa ini
sungguh terjadi? Apa aku hanya mimpi yang terasa seperti kenyataan?
“Siapa yang bilang aku jadian dengannya? Akrab sih memang iya. Tapi yang
aku suka hanya kamu. Semenjak kelas X.”
Apa? Bahkan dia duluan yang menyukaiku?
“Benarkah? Kenapa kau bisa suka
padaku?”
“Saat itu aku sedang latihan basket di lapangan sekolah yang sepi dan tak
ada orang. Tiba-tiba aku terjatuh dan penuh luka. Kau yang datang dan
menolongku. Aku terkesan padamu. Begitu tahu kelas XI aku sekelas denganmu, aku
benar-benar bahagia.” jelasnya dengan tersenyum manis yang membuatku tak tahan
melihatnya.
Tuhaaan! Apa ini bukan mimpi? Kalau seandainya ini mimpi, jangan bangunkan
aku dari tidurku, aku mohon! Sekarang aku sangatlah senang!
Terakhir, ia mengeluarkan satu kertas lagi dari kantungnya.
Bertuliskan “Aku menyukaimu, Miyuki”
Aku segera berlari ke pelukannya. Sekarang, mimpiku menjadi kenyataan.
Hari-hari yang biasa akan berubah menjadi istimewa karenanya. Percakapan yang
biasa akan menjadi menakjubkan jika bersamanya. Semuanya akan terasa
menyenangkan jika bersamu, Hajime. Hal-hal yang buruk tidak akan kupikirkan
selama ada kau. Hanya kau yang ada di
pikiranku. Aku memang mencintaimu, Hajime!
Tak pernah terbayangkan jika kau bisa mencintaiku. Kau mencintaiku. Aku
mencintaimu. Kita akan selalu bersama.
Terimakasih sudah menuliskan namaku di hatimu.
-THE END-